Monday 25 July 2011

Fenrir

Fenrir (Old Norse "fen-dweller"[1]), Fenrisúlfr (Old Norse "Fenris wolf"[2]), atau Hróðvitnir (Old Norse "fame-wolf"[3]) adalah serigala monster. Ayah dari Sköll dan Hati Hróðvitnisson, anak sulung dari Loki dan AngerBoda.

Tidak seperti saudaranya, Jormungandr yang dibuang ke laut dan saudarinya, Hel yang dibuang ke Nifleheim, Fenrir tidak dibuang bahkan para Æsir "membawa pulang" Fenrir. Hanya Tyr yang cukup berani untuk mendekati dan memberi makan Fenrir. 

Para dewa menyadari bahwa Fenrir tumbuh sangat pesat tiap hari, dan mengetahui ramalan bahwa Fenrir ditakdirkan untuk mencelakai mereka, para dewa meramu sebuah rencana. para dewa menyiapkan 3 kekang: Yang pertama, sangat kuat, dinamakan Leyding. Mereka membawa Leyding pada Fenrir dan menyarankan agar sang serigala mencoba kekuatannya. 

Fenrir merasa kekang itu masih dalam batas kekuatannya, dan membiarkan para dewa bertindak sesukanya. Pada tendangan pertama kekang itu putus, dan Fenrir melepaskan diri dari Leyding. Para dewa membuat kekang kedua yang dinamakan Dromi. Para dewa meminta Fenrir mencoba kekang baru itu, dan bila ia berhasil melepaskan diri maka ia akan mendapatkan ketenaran akan kekuatannya. Fenrir merasa bahwa kekang itu sangat kuat, tetapi kekuatannya juga telah bertambah sejak ia memutuskan Leyding, dan memang ia harus mengambil resiko bila ia ingin terkenal. Fenrir memperbolehkan mereka memasang kekang tersebut.

Ketika para Æsir menyatakan bahwa mereka siap, Fenrir menggoyangkan tubuhnya, membanting kekangnya, menariknya sekuat tenaga dan dengan tendangan dari kakinya, menghancurkan kekang itu hingga kepingan yang terpental jauh. Para Aesir mulai merasa takut mereka tidak mampu mengekang Fenrir, kemudian Odin mengirim pengantar pesan Frey turun ke Svartálfaheimr pada "beberapa kurcaci" dan meminta mereka membuat Gleiphnir. Para kurcaci membuat Gleiphnir dari 6 bahan mitos. Gleiphnir pun selesai dan berbentuk kekang yang halus dan lembut seperti pita sutra, tetapi kuat dan tangguh. Sang pengantar pesan membawanya pada para Aesir.

Para Aesir pergi ke danau Amsvartnir(Old Norse "pitch black"/gelap total), bersama Fenrir dan kemudian ke pulau Lyngvi. Para dewa menunjukkan Gleiphnir pada Fenrir dan menyuruhnya untuk merobeknya, seraya berkata bahwa kekang itu lebih kuat dari tampilannya, dan masing2 dari mereka menariknya dan kekang itu tidak putus. Tetapi mereka berkata bahwa Fenrir akan mampu merobeknya. Fenrir membalas:

"kekang yang halus dan lembut seperti Pitaini tidak akan membuatku terkenal jika aku merobek dan menghancurkannya, Tapi walaupun kekang ini kelihatannya tipis namun dibuat dengan tipu muslihat, kekang ini tidak akan mengikat kakiku. "

Para Aesir membujuk Fenrir dengan mengatakan bahwa ia akan mampu merobek selembar pita tipis seperti itu, dan menambahkan bila Fenrir tidak mampu merobek Gleiphnir yang halus maka Fenrir tidak membuat takut para dewa, dan ia akan dibebaskan. Fenrir membalas:

"Jika kalian mengikatku dengan kekang ini dan aku tidak bisa melepaskan diri, maka kalian akan berdiri dan menertawakanku dan aku akan menunggu lama sampai kalian menolongku, untuk itu aku menolak kekang ini mengikatku, namun jika kalian mempertanyakan keberanianku, maka biarlah seseorang menaruh tangannya pada mulutku, sebagai jaminan bahwa hal ini dilandasi dengan niat yang baik"

Mendengar ini, para Aesir mengalami dilema hingga akhirnya Tyr meletakkan tangan kanannya di rahang Fenrir. Ketika Fenrir berontak, Gleiphnir mengekangnya dengan kuat, semakin kuat Fenrir, semakin ketat Gleiphnir. Para Aesir tertawa kecuali Tyr yang kehilangan tangannya. 

Ketika para dewa mengetahui Fenrir telah terbelenggu mereka mengambil kait bernama Gelgja yang tergantung pada Gleiphnir dan memasukkannya ke lempeng batu bernama Gjöll(Old Norse Scream/raungan) dan para dewa membenamkan batu itu ke tanah. Fenrir mengamuk dan membuka rahangnya lebar-lebar untuk menggigit para dewa. 

Para dewa menusukkan "suatu pedang" pada mulut Fenrir, Pegangannya berada di gusi bawah Fenrir sedangkan ujungnya berada di gusi atas. Fenrir melolong mengerikan, ludahnya mengalir dari mulutnya dan membentuk sungai Ván(Old Norse harapan). Disanalah Fenrir akan menunggu hingga Ragnarok. Alasan para dewa tidak membunuhnya adalah karena mereka tidak ingin tempat suci mereka dinodai darah sang serigala walaupun mereka tahu tentang ramalan bahwa ia adalah kematian bagi Odin.

No comments:

Post a Comment